Puisi Jenuh - Asa Yang Patah, Kecewa

...Aku kehilangan sesuatu
Dalam ruang yang kita bangun bersama 
Masa telah beralun bertalu
Namun, hatimu tetap tenang
Apakah detak untukku masih ada?...

-Afifah Najma Orlin-

Agenda AP 27 Agustus 2018


1. Asa Yang Patah
Oleh: Wya

Kini mimpi
Sudah menjadi sekelompok laron
Terbang
Berhamburan
Mencari tuan yang lebih terang
Begini jika asa telah patah
Hanya gelap yang ada

27 Agustus 2018

2. Beda
Oleh: Sonya

Awalnya menyenangkan
Awalnya membahagiakan
Namun kini terasa berbeda
Hambar
Eforia menghilang
Berganti jenuh yang menyebalkan

27 Agustus 2018

3. Senyumku Adalah Bebasku
Oleh: Putra

Hening...
Nan jauh di sana
Di antara pikuk kelam
Di antara rintihan yang menyemak
Getaran kecil berbunyi

Sssstttt...
Dengar
Suara siapa itu? 
Sssssttt....
Dengar
''Aku adalah apa yang kau abaikan''
''Aku adalah apa yang kau tikam''
''Aku adalah sekumpulan rasa atas ulahmu''
''Cukup dan tidak lagi''
''Senyumku adalah bebasku''

Bengkulu, 27 Agustus 2018

4. Patah
Oleh: Yuni Ramadhan

Kau bilang dewasa butuh proses
Tapi kau memaksa orang cepat dalam berprogres
Kau bilang aku kekanakan dan emosian
Apakah dengan mencampakkanku kau jadi dewasa, tuan?

27 Agustus 2018

5. Aku Cukup
Oleh: Penyair Dungu

Aku sudah cukup dengan semua yang pernah kauperlihatkan
rimba hutanmu,
alir sungaimu,
pasir gurunmu,
awan hujanmu,
pelangi abumu,
Aku cukup
Dan juga,
majas-majas utopis itu
tentang panorama senja yang kabur
tentang Atlantis dirimu yang tak pernah hancur
kini menjelma rinai hujan
yang tak pernah sampai ke ujung jalan
Aku cukup

27 Agustus 2018

6. Pasrah
Oleh: Diniyah Nurul Fath

Berusaha sekuat apapun 
Menjadi teratas tak mungkin kugapai
Semakin jauh bukan mendekat 
Lelah akan hidup ini

Menjadi yang terakhir
Cukup sampai di sini saja
Berlapang dada
Dan berhenti sejenak

27 Agustus 2018

7. Lelah Menunggu
Oleh: Saras Belinda

Entah sampai kapan 
Akhir dari cerita kehidupanku 
Yang penuh dengan lika - liku 
Berakhir menjadi air mata kebahagiaan 

Sampai kapan ku menunggu
Menunggu dan terus menunggu 
Menantimu yang jauh di sana 
Dan hatiku di sini yang terus untukmu 

Kau tahu? 
Aku juga manusia 
Menunggu kepastian yang tepat 
Kau tahu?
Aku di sini sudah lelah menanti dirimu kembali
Kembalilah, hatiku hanya untuk dirimu

27 Agustus 2018

8. Penyesalan
Oleh: Sarah Safnah

Dulu ku tak menduga akan dirimu
Dulu ku tak menduga akan cintaku
Namun sejak ada dia di sampingmu
Aku mulai merasakan kehilanganmu

Ingin ku ucapkan kata cinta
Namun kau tlah jatuh cinta di pelukannya 
Ingin ku ucapkan kata sayang 
Namun kau tlah dulu mengatakan kepadanya 

Kecewa 
Itu yang kurasakan penyesalan 
Itu yang menyakitkan

Cintaku 
Kini tak berbalas 
Ketika penyesalan datang ketika aku membutuhkan kepastian

27 Agustus 2018

9. Cinta, Asa, Harapan
Oleh: Tasya Hidan

Keadaan yang membawa daku
Pada tekan dan batin
Menuntut untuk sempurna meski ku tak mampu
Kerisauan memenjarakanku
Membawa daku pada kekosongan 
Dan kehampaan sesaat

Diri tenggelam dalam laut cinta, harapan, keyakinan
Semakin dalam
Semakin dalam
Membuat cinta, asa, harapan memudar

Adakah yang peduli denganku?

27 Agustus 2018

10. Kala Jenuh Menyapa
Oleh: Aqmarina

Ku tapaki jejak jalan hidupku ini silih berganti 
Pagi siang dan malam datang berganti
Aku tetap saja begini

Jiwa letih dalam menggapai senyum kecut dari lelah
Masihkah dapat ku arungi
Masih bisa ku lalui

Jenuh dan sesak tak henti-henti 
Ingin kembali kepada-Nya, walau penuh dengan dosa
Aku tersipu dengan kejenuhan, di antara cahaya dan kegelapan

27 Agustus 2018

11. Titik Jenuhku
Oleh: Nnisa

Berapa lama lagi mata ini harus terjaga
Sedang pada ketulusan kau selalu memberi luka
Berapa lama lagi hati ini harus menanti
Sedang rasa yang dulu ada kini semua telah mati
Sanggupkah kaki ini lebih lama bertumpu
Sedang setia pada satu cinta pun kau tak mampu

Kini sampai sudah di titik jenuhku
Tak ada lagi kata menunggu untukmu
Jenuhku
Sepertinya akan lama berlalu
Hingga tiba masa
Tak ada lagi getaran hati saat mata kita saling beradu 

Jakarta, 27 Agustus 2018

12. Jeruji Kesepian
Oleh: Theresia Alfina

Aksa menatap nelangsa
Dengan pikir yang entah ke mana
Melambung tinggi, tertiup angin, dan terhempas
Namun naluri tak jua kunjung mengerti

Menjajaki tiap lorong kesepian
Mencari sepercik sinar kehidupan
Walau kerikil tajam menggores telapak tanpa alas
Ia tetap melangkah

Apa yang sedang ia kejar?
Batin pun mengejinyit lirih
Penuh pertanyaan yang seketika menguap
Hidup macam apa ini?

Ketika jenuh telah menjalar ke seisi otak
Hingga menggerogoti separuh kehidupan
Ia hanya ingin lepas
Terbang bebas dengan tawa yang tak akan terampas

Cengkareng, 27 Agustus 2018

13. Tak Nyata
Oleh: Nazavelis

Senja datang membawa duka
Menyadarkanku akan hadirnya dirimu
Bukan karena aku takut akan maya
Tetapi semua janjimu memang palsu

Datang membawa perhatian
Bersama dan menciptakan harapan
Pergi meninggalkan kepedihan
Hadirmu tak pernah kurasakan
Namun ku tetap merasa kehilangan

Waktu selalu berlalu
Hingga datang dia yang baru
Pergi lagi menyisakan sebuah pilu
Terus begitu dan berulang selalu

Kediri, 27 Agustus 2018

14. Penantian Panjang
Oleh: Qisthi Azzalia

Tuhan....
Jika KAU takdirkan aku berbeda, maka akupun terima
Jika KAU jadikan aku manusia pilihan, akupun pasrah
Namun...
Jika harapan hidupku tak lagi ada
Hanya ada sisa-sisa tenagaku tuk berjuang
Tuhan...
KAU pasti tahu
Penantianku tidaklah sebentar
Penantianku tidaklah pendek, sependek bulu mata yang perlahan patah
Namun, penantianku sangatlah panjang
Panjang seperti impianku di depan sana

Dan ketika aku mulai bosan
Jantung ini kan melemah perlahan
Nafas ini kan terhenti
Selamanya...

Solo, 27 Agustus 2018

15. Jenuh Menyapa
Oleh: Martha Imut

Tidurlah, rindumu perlu kau istirahatkan
Berbaringlah, siapa tahu beban di dadamu ikut terjatuh
Tegaslah, supaya detaknya selalu memihak padamu

Menyapanya, persetan!

Bilik rindu, 27 Agustus 2018

16. Jenuhku
Oleh: Hamdika Saputra

Jenuhku menggupai padaku
Kala stok animeku habis
Tak ada lagi suara Sagiri Kawai menghiasi hari
Tak ada lagi alunan merdu Inori 
Tak ada lagi suara anone Trombosit chan
Ah sudahlah jenuh dekah

Sumedang, 27 Agustus 2018

17. Ingin Ini
Oleh: Mulia Ahmad

Aku ingin berlari
Dari resah yang menyelimuti
Nyeri ulu hati ini
Ketika ikhtiar tak lagi dihargai

Aku ingin bingar
Aku mau di pasar
Di sini buatku kian gusar
Kuburkan mimpi-mimpi besar

Bosan, sungguh aku bosan
Telah lantang kusuarakan
Kebaikan sepanjang perjuangan
Kenapa aku yang jadi korban? 

Aku ingin pergi
Jauh, menyendiri
Dari wajah-wajah anarki
Yang menganiaya juang ini

Lelah, 
Aku sungguh payah
Aku ingin berhenti
Tenangkan ingin ini

Mojokerto, 27 Agustus 2018

18. Dalam Rasa
Oleh: Rhenusya

Sudah lama aku bergelut dalam rasa
Rasa cinta yang menyebabkan sakit tak bersudah
Menyebabkan luka kian menganga
Tak juga dapat yang indah-indah

Jenuh rasanya...
Ingin pindah ke lain hati saja
Tapi bagaimana? 
Dia tetap mengekang untuk aku ada 
Walau tak pernah dapat apa-apa

Kota yang kuCinta dengan kenangan sejuta rasa.

Jakarta, 27 Agustus 2018 

19. Resah
Oleh: Tiodora Sitinjak

Sampai kapankah harus begini?
Peluh mengucur tanpa ada yang peduli
Semangat membara namun tak ada yang mengerti

Jenuh aku dengan semua ini
Lelah tak bernilai
Karya tak dapat apresiasi

Medan, 27 Agustus 2018

20. Kecewa
Oleh: Afifah Najma Orlin

Aku kehilangan sesuatu
Dalam ruang yang kita bangun bersama 
Masa telah beralun bertalu
Namun, hatimu tetap tenang
Apakah detak untukku masih ada? 
Minggu lalu setangkai bunga merekah
Hatimu tetap sama
Tahukah, jenuh itu mengikis segala cinta

Mojokerto, 27 Agustus 2018


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi Cinta - Rahwana Butuh Karena, Tapi Aku Tidak!

Puisi Hujan - Pertemuan Antara Hujan Dan Senja di Tamu Undangan

Puisi Kematian - Al-Fatehah Dari Sang Penjemput Kematian