Puisi Hujan - Pertemuan Antara Hujan Dan Senja di Tamu Undangan
"Kularang kau melangkah sebelum tangis hujan reda
Mencari bening di antara helai rambut legammu
Mendaratkan rindu semasa kemarau bertahta padaku
Sajak pertemuan di bawah kembang payung hujan"
-Malven-
Agenda AP 10 Jan 2020
Puisi 1.
Pertemuan Antara Hujan dan Senja
Oleh: Malven
Guguran air menyelubungi rona pipi senja
Mengembang senyum sepasang insan bertudung payung jingga
Bumi sudah dijamah resapan manis hujan senja
Usapan tangan di kala pintu-pintu langit terbuka
Magis hujan meniduri relung-relung kerinduan
Pertemuan perpisahan silih berganti tanpa salam
Bagai sebujur kilat membelah angkasa tak pedulikan masa
Setara air hujan kala rasa menjatuhkan lara
Menatap hitam pemegang gagang payung jingga
Kularang melangkah sebelum tangis hujan reda
Mencari bening di antara helai rambut legammu
Mendaratkan rindu semasa kemarau bertahta padaku
Sajak pertemuan di bawah kembang payung hujan
Teduhkan jiwa dua insan pemuja ritme tetesan
Memori penghujung Desember pelukan batas senja
Engkau dan aku meniduri rasa manis air dirgantara.
10 Januari 2020
Puisi 2.
Tamu Undangan
Oleh: Lily Amalia
Aku berdiam di atas batu,
Ketika tarian dan alunan musik telah dipersembahkan sebagai Undangan.
Berharap tamu yang dirindukan segera datang.
"Ah ini sudah sepekan lalu".
Rumput rumput tak bernyawa,
menghiasi sosok tanah retak retak.
Ranting kaku, kering dan tua tak lagi berdaya,
Tanaman perdu tak lagi bernyawa.
"Sebentar lagi akan tiba" katanya
"Sampai jumpa kemarau panjang" imbuhnya
Ah ternyata pak tua itu benar,
aroma petrikol mendampingi jatuhnya air dari semesta.
Butir butirnya menghidupkan sungai tak bernyawa,
padi dan gandum berpesta pora,
jiwa-jiwa yang mendamba kini terkesima.
Mojokerto, 10 januari 2020
Komentar
Puisi menyambut Desember (y)