KETIKA HUJAN TIBA-TIBA DATANG Karya: Wiwit Estu Nur Rinjani Putri (Tema: Awan)
Berikut salah satu Puisi karya anak AP dalam tema Awan. Kalian bisa beri kritik dan saran di kolom komentar ya guys...
Karya: Wiwit Estu Nur Rinjani Putri
Sebermula adalah langit yang serdawa, lalu awan-awan memulai jalan-jalan mereka; mencari tempat yang penuh romansa; untuk bercinta.
Cahaya, menjelma bayang-bayang; hilang, terlalu sentak kala sekelebat petir tinggalkan kenang.
Senandung, ketika tetes demi tetes luruh, di setengah sunyi yang merambati bumi, menepi; ada desah yang mengaduh, runtuh.
Kita pernah menjadi bahagia, lewat jalinan jarak yang menceritakan kisah-kisah purba. Kita pernah menjadi warna fajar juga senja, sebelum gelap datang dengan tiba-tiba.
Selamat siang, Awan.
Di sini, aku masih saja menyimpanmu di kisi hati paling inti. Meski kini dengan jatuhnya hujan yang menghunjam ulu tanpa henti. Aku masih saja mencumbui sisa-sisa perjalanan, masih saja menikmati debar yang datang lewat sapaan. Masih saja ....
Ah, barangkali jatuh cinta dan patah hati ialah dua hal yang terlalu dibesar-besarkan. Tak ada pertemuan yang demikian menyenangkan atau perpisahan yang begitu memedihkan: sebelum kedatangan lalu ... kepergianmu.
-Dua sisi hati, 18 April 2018-
Sumber gambar: https://pinterest.com/pin/723179652638684713/?source_app=android
"KETIKA HUJAN TIBA-TIBA DATANG"
Karya: Wiwit Estu Nur Rinjani Putri
Sebermula adalah langit yang serdawa, lalu awan-awan memulai jalan-jalan mereka; mencari tempat yang penuh romansa; untuk bercinta.
Cahaya, menjelma bayang-bayang; hilang, terlalu sentak kala sekelebat petir tinggalkan kenang.
Senandung, ketika tetes demi tetes luruh, di setengah sunyi yang merambati bumi, menepi; ada desah yang mengaduh, runtuh.
Kita pernah menjadi bahagia, lewat jalinan jarak yang menceritakan kisah-kisah purba. Kita pernah menjadi warna fajar juga senja, sebelum gelap datang dengan tiba-tiba.
Selamat siang, Awan.
Di sini, aku masih saja menyimpanmu di kisi hati paling inti. Meski kini dengan jatuhnya hujan yang menghunjam ulu tanpa henti. Aku masih saja mencumbui sisa-sisa perjalanan, masih saja menikmati debar yang datang lewat sapaan. Masih saja ....
Ah, barangkali jatuh cinta dan patah hati ialah dua hal yang terlalu dibesar-besarkan. Tak ada pertemuan yang demikian menyenangkan atau perpisahan yang begitu memedihkan: sebelum kedatangan lalu ... kepergianmu.
-Dua sisi hati, 18 April 2018-
Sumber gambar: https://pinterest.com/pin/723179652638684713/?source_app=android
Komentar